Uji coba modul kewirausahaan yang dikembangkan oleh Yayasan lembaga kajian untuk pengembangan pendidikan, sosial, agama, dan budaya (INFEST) Yogyakarta telah dilakukan di dua kabupaten. Setelah Kabupaten Ponorogo pada 19-20 Agustus 2021, uji coba dilanjutkan di Kabupaten Blitar pada 26-27 Agustus 2021. Sama dengan forum sebelumnya, uji coba modul kewirausahaan di Kabupaten Blitar dilakukan melalui perpaduan secara daring (online) dan luring (offline).
Materi modul kewirausahaan disampaikan langsung oleh penulis modul kewirausahaan, Ayu Dini Kartika Putri. Hari pertama, disampaikan dua materi yakni “Yakin Menjadi Pengusaha” dan “Persiapan Memulai Usaha”. Disusul pada hari kedua dengan materi “Pengelolaan Keuangan Usaha” dan Pemasaran”. Hasil dari uji coba ini akan menjadi bahan masukan dan perbaikan modul kewirausahaan.
Forum ini diikuti oleh perwakilan tiga Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di Blitar, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Tenaga Kerja, serta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar.
Roni Arief Setiawan dari Biro Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Blitar mengapresiasi kerja-kerja pendampingan dan pemberdayaan yang dilakukan Infest di Kabupaten Blitar. Ia juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Blitar juga pernah melakukan pelatihan pemberdayaan ekonomi untuk pekerja migran melalui program PAKCAMAT PMI (Pelatihan Kewirausahaan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia).
Roni juga memberikan masukan terkait draft modul yang telah disusun oleh Infest Yogyakarta, antara lain mengenai pendampingan, usaha berbasis minat, mentoring, dan sistem kemitraan. “Modul ini sudah cukup baik dan operasional,” terang Roni.
Sri Amin, pegiat KOPI Desa Pandanarum berkesan denga materi tentang ide usaha. Menurutnya, materi ini turut memantik ide-ide usaha baru yang bisa menjadi upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. Ia berharap ada tambahan materi tentang cara mengembangkan usaha dan kerjasama antar pengusaha.
Dalam forum ini pula, KOPI Pandanarum juga menyampaikan rencana usahanya tentang peternakan kambing. Ragil Setyo dari KOPI Pandanarum menyatakan bahwa untuk pakan ternak cukup mudah didapat karena lokasi Pandanarum berdekatan dengan hutan. KOPI Pandanarum juga telah menjajaki kerjasama dengan Perhutani untuk bisa memanfaatkan rumput sebagai pakan ternak. Selain itu, menurutnya, selain budidaya, kotoran kambing juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik.
Sementara itu, Imam Rosyadi pegiat KOPI Desa Gogodeso berkesan dengan materi pengelolaan keuangan. Menurutnya materi ini memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang tertata dengan jelas. Kesan serupa juga tentang pengelolaan keuangan diungkapkan oleh Katminah pegiat KOPI Desa Jatinom. melalui contoh kasus yang disampaikan turut memberikan gambaran pentingnya tertib pencatatan dan administrasi dalam sebuah usaha.
Selain itu, Nyoto Budhi dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar menyatakan bahwa materi pengelolaan keuangan, khususnya poin tentang perhitungan nilai penyusutan ekonomis perlu digaris bawahi dan penting. Sebab, aspek ini seringkali tidak diperhatikan oleh para pengusaha sehingga kerap keliru dalam penghitungan nilai usaha.