Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan pelatihan pemberdayaan buruh migran di 14 daerah, Pusat Sumber Daya Buruh Migran menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di kantor Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama, dan Budaya (Infest) Pandeyan UH V/884 Umbulharjo Yogyakarta pada hari Senin (20/9) pukul 9.00-15.00 WIB. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sri Aryani, Knowledge Management dan grant Manager Yayasan TIFA dan seluruh jajaran struktur Lembaga Infest.
FGD ini mengagendakan pembahasan pelaksanaan program pelatihan di 14 PTK Mahnetik di kabupaten dan kota. Penyelenggaraan pelatihan ini dijadwalkan pada bulan Oktober-Desember, dan diharapkan hingga akhir bulan September ini PTK Mahnetik telah mempersiapkan seluruh kebutuhan pelatihan.
Dalam kesempatan ini, Sri Aryani menyatakan bahwa Pusat Sumber Daya Buruh Migran harus melakukan pemetaan potensi sumber daya setiap PTK Mahnetik di daerah. Pemetaan potensi ini sangat penting sehingga tiap-tiap PTK Mahnetik dapat bekerja dengan fokus yang lebih baik sesuai dengan potensi dan dukungan sumber daya yang dimilikinya. Selain pemetaan potensi setiap PTK Mahnetik, Sri Aryani juga meminta agar setiap program di daerah lebih menitikberartkan pada hasil akhir.
“Setiap kegiatan di bawah Yayasan TIFA harus diorienstasikan pada hasil untuk dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan sebuah program” tukas Ari.
Selain itu, guna menunjang kelancaran arus komunikasi dan koordinasi, Infest juga telah mempersiapkan kantor virtual dengan berbasis Feng Office. Dengan adanya kantor virtual ini, setiap PTK Mahnetik dapat saling terhubung.
“Pilihan kita pada Feng Office sebagai alat kantor virtual adalah untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi kita dengan lembaga jejaring Pusat Sumber Daya Buruh Migran di daerah,” ujar Irsyadul Ibad, direktur infest, di sela presentasi sistem perkatoran virtual ini.
Selain itu, turut disiapkan pula sebuah sistem database yang memungkinkan terkumpulnya data buruh migran, data kasus dan pengaduan. Data tersebut di beberapa daerah akan dibandingkan dengan data yang dimiliki oleh pihak pemerintah. Sistem pesan singkat untuk pelaporan turut pula disusun sebagai bagian dari sistem informasi. Dengan dukungan sistem ini, infest selaku pengembang sistem pengetahuan tersebut berharap para buruh migran dapat lebih terlindungi di kemudian hari.