Malang – Desa Kucur kembali melangsungkan pelatihan jurnalisme warga guna mendukung penguatan sistem informasi desa dan peningkatan kapasitas karangtaruna. Acara yang dilaksanakan di balai desa Kucur pada Minggu (15/11) ini, diikuti oleh 37 peserta dari Dusun Sumberbendo, Turi, Klampok, Godean dan Ketohan.
Antusiasme peserta sangat tinggi, terbukti dari jumlah peserta yang hadir dan bertahan hingga acara usai. “Masing-masing dusun diwakili oleh minimal lima peserta. Banyak yang protes, kurang banyak katanya,” Ujar Eddie Santoso, Kepala Dusun Godean sekaligus ketua pelaksana acara ini.
[baca juga: Menulis Hal Sederhana hingga Kompleksnya Persoalan Desa]
Pelatihan ini dimulai dengan sesi paparan harapan dan motivasi peserta. Edi Purwanto sebagai fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan motivasinya satu demi satu. Ternyata, spirit membangun desa menjadi alasan utama tingginya antusiasme peserta pada acara ini.
“Saya ingin menambah wawasan dan menjadi lebih baik bagi diri sendiri khususnya dan bagi desa umumnya,” ungkap Gunawan Andri Basori, salah satu peserta yang berasal dari dusun Sumberbendo.
Sementara itu, beberapa peserta juga mengungkapkan bahwa mereka akan mempublikasikan desanya kepada masyarakat luas. “Saya ingin memperkenalkan desa Kucur kepada masyarakat luas. Kami akan buktikan bahwa desa yang terpencil, di atas gunung dan susah akses internet ini tetap bisa mengabarkan peristiwa dan potensi yang dimiliki,” papar Ardian Dwi, peserta dari Dusun Turi.
Setelah memaparkan harapan dan motivasinya, peserta diajak untuk memahami berbagai jenis tulisan dan teknik dasar wawancara. Pada sesi ini, peserta dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok mendapat tugas untuk mewawancarai warga desa yang kompetensinya sesuai tema yang mereka pilih.
Acara kemudian berlanjut dengan praktik menulis dan berakhir dengan evaluasi terhadap hasil karya para peserta. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki oleh para pemuda Desa Kucur ini sangat besar. Mereka memiliki keunggulan-keunggulan yang patut diapresiasi.
“Sebagian besar peserta sudah menunjukkan kemampuan menulis yang cukup baik. Ada yang menonjol dalam hal tata bahasa, ada juga yang unggul kreatifitas idenya,” pungkas Edi Purwanto saat mengevaluasi tulisan peserta.
Tidak cukup hanya belajar menulis, beberapa peserta juga membuat berita dalam bentuk video. Nantinya, semua karya baik berupa tulisan, foto maupun video akan dipublikasikan melalui website desa.