Banjarnegara- Sebanyak 12 kader Sekolah Perempuan dari Desa Jatilawang, Kecamatan Wanayasa mengikuti Musyawarah Desa (Musdes) untuk merancang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Senin (11/5). Dalam Musdes kali ini, disepakati akan empat usaha milik desa yang dikelola oleh para kader Sekolah Perempuan, yakni jasa pembayaran pajak motor, rekening listrik, simpan pinjam, dan beli-jual kentang hasil pertanian warga.
Menurut Rini Lusiana salah satu kader sekolah perempuan di Jatilawang, keterlibatan perempuan dalam Musdes memang bukan hal baru. Pada proses Musdes yang lain, para perempuan pun turut hadir. Bedanya, pada Musdes kali ini, para perempuan lebih berani untuk bicara dan mengungkapkan pendapatnya.
“Sebenarnya tadi masih ada yang mau diomongkan, cuma forumnya keburu ditutup,” ujar Rini.
Drs Imam Purwadi selaku Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Kabupaten Banjarnegara mengapresiasi proses Musdes di Jatilawang ini. Ia juga berharap para kader Sekolah Perempuan bisa mendorong kemajuan desa bersama-sama pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan elemen warga yang lain.
“Biasanya, ibu-ibu itu lebih jujur, biasanya lho, bukan berarti bapak-bapak tidak jujur,” canda Imam yang disambut gelak tawa peserta Musdes.
Mimpi-mimpi dalam Sekolah Perempuan
Sebelumnya, di Banjarnegara digelar “Lokakarya Perempuan dan Pembaharuan Desa”. Pertemuan ini diikuti oleh para peserta Sekolah Perempuan dan pemerintah desa Gumelem Kulon, Jatilawang, dan Gentansari. Tujuannya untuk membangun pemahaman bersama tentang pentingnya keterlibatan perempuan dalam proses-proses pembangunan desa.
Sekolah Perempuan di Banjarnegara telah menumbuhkan kepercayaan diri para kader perempuan. Mereka tidak lagi sungkan menyampaikan gagasan dan mimpi-mimpinya tentang bagaimana memajukan desa. Forum Musdes di Jatilawang menunjukkan bahwa secara perlahan Sekolah Perempuan di Banjarnegara, mulai menunjukkan geliatnya.
Pelaksanaan Sekolah Perempuan telah meyakinkan pemerintah desa menggandeng para kader perempuan untuk aktif dalam proses-proses pembangunan di desa.
Selain di Jatilawang dengan BUMDes-nya, kader perempuan di Gentansari dan Gumelem Kulon telah siap untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Setelah melakukan penggalian potensi dan aset di desanya, para kader perempuan di Gentansari berusaha untuk memaksimalkan potensi pariwisata Gunung Tampomas.
Sementara, para kader perempuan di Gumelem Kulon menyiapkan diri untuk mewujdukan Koperasi Nirasari sebagai lembaga usaha bersama milik desa. Ada dua usaha yang akan dijalankan yakni usaha simpan pinjam dan untuk memasarkan gula semut serta kerajinan. Desa Gumelem Kulon sendiri merupakan sentra kerajinan dan batik di Banjarnegara.
Mari, kita dukung mimpi-mimpi itu terwujud.