Banjarnegara—Jumat (05/06/2015), para kader Sekolah Perempuan di Desa Jatilawang berkumpul untuk melakukan pemetaan apresiatif desa. Para kader Pembaharu Desa yang sebagian besar ibu-ibu, belajar memetakan aset dan potensi desa mereka. Dalam pertemuan tersebut hadir pula perwakilan dari Pemerintah Desa (Pemdes) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jatilawang. Mereka mengapresiasi adanya Sekolah Perempuan dan pemetaan aset desa karena bertujuan menciptakan desa yang mandiri dan sejahtera.
“Saya sangat berharap peran dan keikutsertaan seluruh perempuan Desa Jatilawang demi kemajuan dan tercapainya tujuan desa, yakni menciptakan desa yang mandiri dan sejahtera,” ujar Gunawan, perwakilan BPD Jatilawang.
mendata aset dan potensi desa Jatilawang berdasar ingatan mereka. Salah satu aset desa diantaranya adalah aset sumber daya alam seperti sungai, sumber air bersih, curug (air terjun) dan sebagainya. Desa Jatilawang mempunyai banyak aset sumber daya alam yang selama ini dikelola secara maksimal oleh masyarakat.
Pemerintah desa Jatilawang membuka lebar masukan para perempuan desa dalam bentuk ide dan kritik tentang program ataupun kegiatan desa. Selain pemetaan apresiatif aset desa, para kader Perempuan Pembaharu Desa Jatilawang diharapkan juga bisa mengusulkan kepada pemerintah desa tentang perbaikan dan peningkatan pelayanan publik di desa.
Tugas utama yang harus diselesaikan peserta Sekolah Perempuan adalah mencari data yang valid berdasarkan fakta dengan melakukan tinjauan langsung ke dusun-dusun. Hal tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi kendala, pemanfaatan aset yang ada dan kebermanfaatan bagi masyarakat.
Dengan adanya data dan fakta yang diperoleh dari hasil identifikasi, peserta sekolah perempuan diharapkan dapat mempermudah dan membantu pemerintah desa dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemanfaatan potensi dan aset desa yang maksimal diharapkan bisa membantu mewujudkan desa yang mandiri dan sejahtera.