Ada suasana yang berbeda pada kegiatan tadarus IT (information Technology) di kantor infest pada 29 Agustus 2010. Forum belajar yang diadakan selama bulan ramadhan ini kedatangan tamu, seorang pegiat media komunitas, Rifky Indrawan, Ketua Jaringan Radio Komunitas Lampung (JRKL). Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh Pegiat infest dan radio komunitas (Rakom) Suara Desa Wonolelo(Sadewo) Bantul untuk bertanya banyak hal tentang pengelolaan media komunitas.
Pada awal pembicaraan, Rifky Indrawan yang datang ke Jogja dalam rangka Pertemuan Jaringan Radio Komunitas, menjelaskan pengalaman mengorganisasi sebuah komunitas masyarakat untuk menyuarakan hak-hak mereka melalui radio komunitas.
“Melalui radio komunitas masyarakat bebas untuk menyuarakan apapun,” tuturnya. Disampaikan pula setiap kelompok di Lampung menyuarakan isu yang berbeda-beda dan radio komunitaslah yang harus berperan, setidaknya menjadi pengungkit untuk menggeser batu besar. Begitu istilah Rifky Indrawan untuk mengatakan rakom harus membuktikan diri mampu menjadi bagian dari solusi dalam permasalahan sosial di masyarakat.
“Melalui radio komunitas, masyarakat di Lampung lebih mudah menerima sebuah gagasan, intinya, radio kita jadikan sebagai perantara atau jembatan untuk mengungkit sesuatu. Itulah konsep media yg saya tawarkan kepada teman-teman di Lampung,” tutur Rifky, lelaki yang juga menjadi pegiat radio Suara KOta 107.7FM Lampung.
Setelah Rifky berkisah tentang pengorganisiran rakom di Lampung, kemudian pegiat radio komumitas Sadewo FM bergantian berkisah tentang pengalaman Sadewo FM selama di lapangan.
Misbah Musthofa, ketua Sadewo FM, menjelaskan tentang upaya Sadewo FM mengelola informasi dan pengetahuan desa. Sadewo FM berupaya menginformasikan pengetahuan, menjembatani masyarakat wonolelo untuk berbagi pengetahuan, dan menyuarakan data aktual di desa Wonolelo.
“kegiatan Mengenal Desa Sendiri (MDS) merupakan rangkaian aktivitas untuk menginformasikan semua hal yg terkait dengan sumber daya, peristiwa, sejarah, pengetahun lain yg tersembunyi, dan kearifan lokal. Bagi saya, ini merupakan proyek idealis teman-teman di Wonolelo. di sana, radio komunitas didorong menjadi sumber pengetahun masyarakat” ujar Misbah, dilanjutkan dengan penjelasannya yang panjang tentang MDS.
Forum belajar informal yang diadakan infest ini berlangsung hingga larut malam, dari diskusi dengan tema diatas, hingga berbagi file repositori untuk pengelolaan perangkat lunak bebas dan berbasis sumber terbuka (open source). Sekadar informasi Rifky Indrawan merupakan pegiat open source yang sangat gigih di Lampungrus melakukan kerja sosial untuk melepas ketergantungan masyarakat Lampung pada piranti lunak berbayar.(fath)